Iman Kepada Rasul Allah

Pengertian iman kepada rasul
iman kepada nabi dan rasul Allah berarti meyakini bahwa Allah SWT. mengutus para nabi dan rasul-Nya ke dunia ini untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman yang ke-4
pengertian beriman kepada nabi adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT. untuk dirinya sendiri dan tidak wajib disampaikan kepada umatnya.
pengertian iman kepada rasul adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT. disamping untuk dirinya sendiri, juga wajib menyampaikan kepada umatnya. Dengan kata lain, kalau rasul pasti nabi, tetapi nabi belum tentu rasul.

Nama-Nama Rasul Allah
1.Nabi Adam a.s
2. Nabi Idris a.s
3. Nabi Nuh a.s
4. Nabi Hud a.s
5. Nabi Shaleh a.s
6. Nabi Ibrahim a.s
7. Nabi Ismail a.s
8. Nabi Luth a.s
9. Nabi Ishaq a.s
10. Nabi Ya’qub a.s
11. Nabi Yusuf a.s
12. Nabi Syu’aib a.s
13. Nabi Ayub a.s
14. Nabi Dzulkifli a.s
15. Nabi Musa a.s
16. Nabi Harun a.s
17. Nabi Dawud a.s
18. Nabi Sulaiman a.s
19. Nabi Ilyas a.s
20. Nabi Ilyasa’ a.s
21. Nabi Yunus a.s
22. Nabi Zakaria a.s
23. Nabi Yahya a.s
24. Nabi Isa a.s
25. Nabi Muhammad saw

Sifat-Sifat Rasul Allah
· Sidiq, artinya berkata benar. Seseorang Rasul tidak pernah berbohong. Apapun yang dikatakan para rasul senantiasa didasarkan pada perintah Allah SWT.
· Amanah, artinya dapat dipercaya. Nabi dan rasul selalu bersifat amanah sebab mereka punya tanggung jawab besar untuk membina umat manusia.
· Tablig, artinya setia menyampaikan perintah dan larangan Allah kepada manusia. Rasul Allah tidak akan pernah menyembunyikan sedikit pun ajaran tersebut, karena ajaran itu untuk menuntun manusia menuju kejalan yang diridai Allah.
· Fatanah, artinya pandai, cerdas, dan bijaksana, tidak bodoh, dan tidak pelupa. Seorang rasul
Allah mempunyai sifat fatanah dalam menyampaikan perintah-perintah Allah kepada umatnya.

Tugas Nabi dan Rasul Allah
è Menyampaikan kabar gembira kepada orang yang beriman.
è menjelaskan bahwa mereka orang yang ingkar.
è Menjelaskan bahwa mereka diutus untuk rahmat sekalian alam.
è Menjelaskan cara pengabdian diri kepada Allah SWT. dan mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
è Menjelaskan aturan-aturan yang perlu untuk memelihara kehidupan antara  sesama manusia dalam rangka menegakkan keadilan dan kebenaran.
è Menjelaskan bahwa  manusia itu perlu bekerja untuk kehidupan dunia dan akhirat.
è Menyempurnakan akhlak manusia.

Rasul Ulul Azmi
·         Nabi Nuh a.s
·         Nabi Ibrahim a.s
·         Nabi Musa a.s
·         Nabi Isa a.s
·         Nabi Muhammad saw

Fungsi Beriman kepada Rasul Allah
-       Memiliki seseorang yang hendak kita teladani
-       Mengetahui cara yang benar untuk beribadah kepada Allah SWT
-       Mengetahui aturan Allah mengenai cara bermasyarakat yang benar dalam berbuat keadilan dan kebenaran
-       Memiliki petunjuk dan tuntunan ke jalan yang benar untuk kebahagiaan dunia dan akhirat
-       Menuntun untuk selalu menghargai dan menghormati sesama manusia
Contoh-contoh perilaku beriman kepada rasul Allah
1)      Teguh keimanannya kepada Allah swt 
2)       Meyakini kebenaran yang dibawa para rasul
3)      Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lain 
4)       Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah 
5)      Meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semesta 
6)      Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir
7)      Mencintai Nabi Muhammad saw.

Menampilkan perilaku yang mencerminkan iman kepada rasul Allah
Bukti-bukti cinta kepada Rasul harus meneladani seluruh aspek kehidupan
Rasulullah, misalnya: 

1.       Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى
Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari) 
  1. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar. 
  2. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:

    حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمْ ثَلاَثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلاَةِ (رَوَاهُ النّسَائِ)
    Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap salat. (H.R. an-Nasai) 
  3. Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri. 
  4. Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya. 




Comments

Popular posts from this blog

Menjelaskan Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme, Kapitalisme, Merkantilisme, dan Revolusi Industri.

Cerita yang mengandung unsur 5W+1H

SEJARAH PERADABAN MESIR KUNO LENGKAP